Sekolah itu untuk Mencari Ilmu (Bagian 1)

Ketika saya LULUS dari SMA N 1 Gamping Yogyakarta saya langsung mendaftar di STMIK AMIKOM Yogyakarta. Sehingga saya BUKAN TIDAK DITERIMA di perguruan tinggi seperti UGM, UNY atau apalah… tetapi saya memang TIDAK MENDAFTAR pada perguruan tinggi tersebut alias WEGAH bahasa jawanya! Continue reading Sekolah itu untuk Mencari Ilmu (Bagian 1)

Lagu Untuk Bapak Presiden

Lagu Untuk Bapak Presiden dibuat dengan harapan yang tulus dapat memberi sebuah spirit baru untuk Bapak Presiden agar lebih tegar dan lebih kuat menghadapai banyak hujatan ditengah hiruk pikuk dunia politik yang akhir-akhir ini semakin memanas. Terlepas dari benar atau tidaknya beberapa kasus yang akhir-akhir ini banyak disorot media, secara manusiawi seoarang Presiden adalah manusia biasa. Punya salah dan khilaf. Disaat beliau dipojokkan, tidaklah salah jika sebagian masyarakat kecil ini memberikan sebuah dukungan dalam bentuk sebuah lagu.

Sehingga video clip ini setidaknya memberi cerita tentang perjalanan panjang Indonesia menuju kesejahteraan. Dikisahkan tentang Indonesia yang mulai terbangun dari masa kelamnya di zaman orde baru, kemudian hingga 5 tahun terakhir ini mulai untuk belajar berjalan. Tapi sekali lagi, ditengah kepercayaan masyarakat tentang kinerja Sang Nahkoda, sang kapal sekali lagi harus diombang-ambingkan oleh orang-orang yang kadang terlau berpikir instant dan mungkin sebagian lagi memang sengaja ingin menggulingkan perjalanan kapal ini.

Banyak dari sisi humanisme sang Presiden, yang coba kita angkat di video clip ini. Saat beliau harus dihujat, saat fotonya harus dibakar, saat marah, saat senang, dsb. Untuk menjadi seorang Presiden tentu tidaklah mudah. Seorang Presiden harus mengurus lebih dari 200 juta jiwa penduduk Indonesia. Dan tentu mereka mempunyai keinginan, harapan, pekerjaan, suku, bahasa, budaya yang tentu berbeda-beda pula.

Semoga bisa memberi inspirasi bagi siapa saja yang akan melihat video clip ini. Melihat sisi kemanusian sang Presiden. Melihat begitu kompleksnya masalah bangsa ini yang tentu tidak bisa dijawab sekaligus dalam rentan waktu 5 atau 10 tahun. Melihat kembali diri-diri kita untuk selalu instropeksi menjadi bagian dari pembangunan bangsa ini, tidak hanya cuman bisa menilai atau menghujat saja. Tapi memperbanyak karya, mengangkat derajat bangsa.

By: Muchlisin Quantum Remaja